Diduga Oknum Polisi “Pukul” Kader PMII saat Aksi Pemadaman Listrik di PLN NTB

Mataram, Talikanews.com – Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mataram menggelar aksi ke PLN Wilayah NTB. Kedatangan mereka untuk mempertanyakan alasan melakukan pemadaman listrik secara bergilir di Pulau Lombok tanpa pemberitahuan kepada pelanggan.

Hanya saja, dalam aksi para Mahasiswa yang tergabung di PMII itu justru diwarnai beberapa tindakan represif dilakukan aparat kepolisian terhadap Sekretaris Komisariat PMII UIN, Hendra sehingga menyebabkan luka di bagian wajahnya.

“Atas nama ketua Cabang PMII Mataram mengecam tindakan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisan Polres Mataram. Dimana, telah melukai kader kami yang sedang melakukan terkait alasan PLN memadamkan Listrik secara bergiliran,” ungkap ketua Cabag PMII Mataram, Herman Jayadi , Jum’at (15/11).

Akibat kejadian tersebut, atas nama PMII minta dengan hormat kepada pihak kepolisian dalam hal ini Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTB, Irjen Pol Nana Sudjana segera perintahkan oknum bawahannya segera minta maaf secara terbuka kepada PMII.

Jika tidak ada niat baiknya, maka PMII akan turun aksi bersama seluruh kader PMII Mataram ke Polda.

“Anda bisa menghadang fisik kami sebagai kader PMII tapi bapak tidak bisa menghadang semangat perjuangan kami sebagai Kader PMII untuk menyampaikan aspirasi masyarakat,” tegasnya.

Menurut Herman, aksi yang dilakukan itu merupakan aksi pemula, karena PMII akan lanjutkan perjuangan sampai ada kebijakan dan keputusan yang bisa di nikmati oleh masyarakat menyangkut kelistrikan.

“Kita sayangkan sikap Polisi yang mestinya melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat. Buktinya, ketika masyarakat sampaikan aspirasi dengan baik, malah di pukul hingga terluka. Dimana titik melindungi, apalagi mengayomi,” kata dia.

Terkait hal itu, Kabag Operasional Polresta Mataram, Kompol Taufik dikonfirmasi membantah ada pemukulan terhadap mahasiswa PMII saat aksi di PLN wilayah NTB.

Dia menjelaskan, saat aksi pada Jumat itu, mereka (massa) hendak membakar Ban didepan pintu kantor PLN. Anggota polisi saat itu larang dan merampas Ban dan Bensin, namun mereka mempertahankan sehingga terjadi saling dorong.

“Mungkin kena kuku atau kayu karena mereka bawa kayu tiang bendera dan tidak ada pemukulan,” kilahnya.

Taufik mengatakan, kalau sekedar informasi bahwa ada oknum anggota yang mukul maka tidak bisa dijadikan bahan ditindaklanjuti . Yang tepat itu, kalau ada yang mukul, sebut saja namanya karena mereka punya papan nama dan pasti tidak sulit dibaca.

“Tadikan saya juga tanya bersangkutan, katanya tidak tau siapa yang mukul,” ujarnya. (TN-04)

Related Articles

Back to top button