Lawan Covid-19, Dikbud NTB: Demi Keberlangsungan KBM, Siswa dan Guru Boleh Gunakan Dana BOS untuk Beli Kuota Internet

Mataram, Talikanews.com – Merebaknya wabah Corona Virus Disease 2019 dikenal Covid-19, sangat berdampak terhadap dunia pendidikan. Oleh sebab itu, karena tidak ada proses belajar mengajar dan siswa belajar di rumah masing-masing. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB persilahkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) digunakan untuk beli kuota internet bagi siswa.

“Antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah, para siswa SMA dan SMK Negeri diminta tetap belajar, begitupun guru, tetap bekerja dengan pola work from home,” ungkap Kepala Dikbud Provinsi NTB, Dr H Aidy Furqon.

Dia menjelaskan, para guru memberikan tugas sekolah kepada siswa melalui metode belajar dalam jejaring atau berbasis online. Ini mengingat situasi dan kondisi mewabahnya COVID-19.

Agar proses kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung, pemerintah pun mengeluarkan kebijakan yang cukup baik dan patut diapresiasi. Dimana, dana BOS itu bisa digunakan untuk membeli paket data/kuota internet bagi para guru maupun siswa.

“Ini juga salah satu solusi agar proses belajar dalam situasi Covid-19 tetap berjalan. Saya juga sebelumnya, mendapatkan beberapa kiriman pesan dari rekan-rekan kepala sekolah mengenai penggunaan dana tersebut untuk membeli paket internet. Terlebih diperbolehkan dalam Permendikbud nomor 19 Tahun 2020 atas Perubahan Permendikbud sebelumnya (No : 18 Tahun 2020) tentang penggunaan dana BOS. Dengan perubahan yang baru ini, dibolehkan (untuk pulsa/kuota internet),” kata dia.

Mengenai nominal paket internet tersebut lanjut Aidy Furqan, ditentukan pihak sekolah, disesuaikan dengan kemampuan dana BOS sendiri. Misalnya sebesar Rp 20 sampai 30 ribu per siswa. Kisaran itu, diukur juga pihak sekolah, berapa lama durasi kuota bisa digunakan.

“Kuota paket itu tergantung penggunaannya, semua harus diukur juga. Sehingga proses pembelajaran dalam sistem online atau jejaring itu berjalan baik dan lancar,” kata dia.

Aidy Furqon berharap, dana BOS itu dapat digunakan oleh pihak sekolah dan siswa untuk keberlangsungan proses KBM. Selain itu pula, dia meminta pihak sekolah agar tetap berkomunikasi dengan para orang tua siswa. Sehingga penggunaan jatah pulsa bagi siswa dapat dikontrol bersama.

“Perlu juga kolaborasinya. Supaya paket yang diberikan oleh sekolah, bisa digunakan siswa untuk belajar. Begitu juga pulsa/kuota untuk para guru. Intinya pihak sekolah bisa merincikan atau mendata setiap penggunaan dana itu, sehingga nantinya dapat di pertanggungjawabkan sebagai laporan,” tegasnya.

Terhadap siswa yang tidak memiliki Smartphone? Aidy Furqan menegaskan pihaknya juga sudah memberikan arahan kepada pihak sekolah. Selain menggunakan sistem daring, sekolah juga bisa menerapkan sistem konvensional.

Dimana setiap materi sesuai mata pelajaran bisa diserahkan ke siswa. Minimal, ketua kelas diberikan materi belajar dan di antarkan ke siswa lainnya.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau harus tetap mengedepankan sikap waspada. Itu mengingat situasi dan kondisi pandemi virus saat ini.

“Walaupun begitu, harus tetap jaga jarak, waspada, gunakan masker, rajin cuci tangan dan lainnya seperti apa yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Jika keluar, itupun jika ada hal yang penting atau mendesak. Namun alangkah baiknya tetap berdiam diri dulu dirumah,” katanya.

Aidy Furqon menjelaskan, sejauh ini, belum ada laporan bahwa ada siswa terpapar virus. Ini menandakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat, termasuk lingkungan pendidikan sudah sangat baik dan perlu ditingkatkan.

Ia juga berharap, semua masyarakat, termasuk para guru maupun siswa selalu dalam lindungan Allah SWT dan tetap diberikan kesehatan.

“Alhamdulillah, sejauh ini siswa kita tidak ada yang yang terjangkit. Mudah-mudahan tidak akan ada. Semoga semua ini segera berlalu,” tutupnya. (TN-red)

Related Articles

Back to top button