Penjabat Sekda NTB: Ada apa Dengan Kelistrikan Kita?

Mataram, Talikanews.com – Seringnya pemadaman listrik akhir-akhir ini oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah NTB. Membuat Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr Ir H Iswandi mempertanyakan, ada apa dengan kelistrikan.

“Persoalan listrik ini sudah lama di selesaikan agar tidak lagi terjadi permasalahan. Lalu kenapa muncul lagi disaat daerah membutuhkan penerangan demi mendukung kemajuan investasi pariwisata,” ungkapnya Senin (11/11) di Mataram.

Iswandi mengatakan, saat ini daerah sangat membutuhkan ketersediaan listrik yang cukup untuk mendorong investasi. Hanya saja yang terjadi akhir-akhir ini justru kerap dilakukan pemadaman tanpa alasan jelas.

“Kalau begini kondisinya, kita akan kroscek apa problemnya supaya di atensi,” kata dia.

Menurut mantan kepala Bappenda NTB ini, ketika listrik sering pad maka dampaknya siginifikan terhadap perekrutan masyarakat. Terlebih, saat ini masyarakat sudah ketergantungan dengan Listrik, begitu halnya dengan pariwisata.

“Bagaimana pariwisata kita maju kalau gelap gulita. Jangan sampai investor takut berinvestasi di NTB karena menganggap kelistrikan tidak menjamin investasi,” cetusnya.

Dia menambahkan, kalau dilihat dari segi mesin yang dimiliki PLN justru sudah mampu surflus artinya kapasitasnya dijamin melayani pelanggan tanpa pemadaman. Nyatanya masih terjadi pemadaman tersebut.

“Kalau begini, besok (hari ini, red) kita akan turun lihat kondisi dilapangan,” tegasnya.

Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah NTB, Taufiq Dwi Nurcahyo menjelaskan, pemadaman tersebut bukan disengaja. Namun, karena terjadi pertumbuhan beban khususnya di Pulau Lombok yang cukup siginifikan. Hal itu terlihat pada bulan Januari 2019 kemampuan daya 225 Megawatt (MW), meningkat menjadi 259 MW pada bulan Oktober kemarin.

“Daya mampu pembangkit sistem kelistrikan Lombok saat normalnya sebesar 270 MW. Artinya, kita masih kekurangan daya 45 MW saat beban puncak,” ungkapnya Senin (11/11).

Taufik menjelaskan, penyebab pemadaman lampu yakni, terjadi pemeliharaan PLTD Ampenan dan PLTD Paokmotong total daya sebesar 17 MW. Kemudian pemeliharaan PLTU Jeranjang Unit 1 daya sebesar 25 MW. Tidak hanya itu, turunnya debit air menyebabkan PLTMH yang ada di Pulau Lombok tidak bisa beroperasi maksimal.

Dimana, kemampuan supley daya dari PLTMH itu sebesar 8,5 Megawatt, karena debit air kurang sehingga kemampuan memasok daya sekarang sebesar 3,5 Megawatt.

“Pada saat normal seluruh PLTMH dapat memasok daya hingga 8,5 MW, saat ini hanya 3,5 MW. Penurunan daya mampu sebesar 5 MW,” kata dia.

Taufik menambahkan, total daya mampu saat ini sebesar 223 MW, sehingga terdapat defisit beban sebesar 36 MW. Terdapat penambahan pelanggan setiap bulannya mencapai 8000 dengan kebutuhan daya sekitar 3,6 MW.

Adapun langkah-langkah yang sedang dilakukan PLN untuk mengatasi supaya tidak lagi terjadi pemadaman akibat defisit daya yakni, percepatan pemeliharaan pembangkit. Dimana di estimasikan selesai pada akhir Desember.

Selanjutnya percepatan pengoperasian PLTMGU Lombok Peaker yang saat ini dalam tahap uji coba. Pembangkit direncanakan dapat beroperasi pada akhir Desember 2019 paling lambat awal Januari 2020.

Tidak hanya itu saja, percepatan Operasional PLTU Jeranjang Unit 2 yang saat ini dalam tahap uji coba. Ditargetkan beroperasi pada Februari 2020.
“Kondisi sistem kelistrikan Lombok akan kembali normal pada akhir Desember 2019,” cetusnya.

Disinggung soal kompensasi bagi pelanggan atas pemadaman? Taufik menjelaskan, tetap ada kompensasi tersebut yang diatur dalam pembayaran.

“Sudah dihitung, dan ada cara penghitungan,” tutupnya sembari meminta maaf atas kondisi yang terjadi saat ini.

Untuk diketahui, jumlah pelanggan listrik khusus Lombok sebanyak 1,042,000 pelanggan data sampai bulan Oktober. Kalau jumlah pelanggan se-NTB di angka 1,47 juta.

Apakah keberadaan KEK Mandalika akan berpengaruh terhadap kekuatan daya? Bagi Taufik, tidak jika, Lombok Peaker sudah beroperasi karena, kebutuhan pasokan KEK Mandalika 8 MW, tapi melihat kesiapan dari Lombok Peaker masih bisa, malah siap sampai 10 MW.(TN-04)

Related Articles

Back to top button