Karo Humas Pemprov NTB Minta Maaf ke MI6 Lantaran Artikel

Mataram, Talikanews.com – Sebelumnya, Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda NTB, Najamuddin Amy menulis sebuah artikel menjawab kritikan dari berbagai pihak termasuk MI6 atas kehadiran Gubernur NTB diacara Hultah NWDI.

Artikel itu berbunyi “Saya meyakini, Tuhan tidak menghinakan pengguna jeans dan sendal. Dia hanya mewajibkan menutup aurat sesuai batasannya. Jeans, jubah atau sirwal bisa dipakai untuk salat selama ia bersih, tidak ketat dan tidak memperlihatkan aurat. Dan, tentu saja tidak diperoleh dari nodong orang”.

Artikel tersebut justru menimbulkan polemik yang akhirnya membuat Karo Humas Najam datangi MI6 pada Jumat malam (2/8) untuk meminta maaf.

Pada pertemuan tersebut, Najam menyampaikan, apresiasi jajaran M16 yang sudah bersedia membuka ruang diskusi dan musyawarah menyikapi polemik busana Gubernur NTB.

Ia tak menyangka dampak artikel yang di share di grup WA Humas Pemprov NTB dan dikutip media massa yang memicu polemik.

“Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Tidak ada maksud seperti itu dan tidak terbersit sama sekali menyinggung banyak pihak termasuk M16,” ungkapnya.

Najam memaparkan, artikel “Seberapa Penting Menyoal Gaya Busana Gubernur NTB?” bukan karya dia. Ia hanya menshare sebagai bahan referensi untuk memperkaya wawasan insan media di grup WA Humas Pemprov NTB.

Kendati demikian, tetap ada hikmah dalam kejadian ini, karena dirinya bisa membuka silaturahim dengan M16, sebuah lembaga sosial politik yang selalu kritis dan konstruktif mengawal dan menyoroti pembangunan NTB.

“Saya harap ini menjadi pertemuan yang mempererat hubungan dan menjadi wadah komunikasi yang sama sama memberikan manfaat,” tukasnya.

Sementara Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto mengatakan, kunjungan Najamuddin merupakan bentuk penghormatan bagi M16.

Pria humble yang akrab disapa Didu ini menegaskan, M16 bisa memahami miskomunikasi yang terjadi dan sempat menimbulkan polemik publik.

“Pertemuan ini sebagai bentuk penghormatan untuk M16,” tegasnya.

Didu menegaskan, M16 menerima permintaan maaf Najam dengan lapang dada. M16, Didu, mengritisi kebijakan Pemprov NTB dengan kritik yang konstruktif dan berbasis fakta dan data.

“Pak Najam sudah datang dan menyampaikan maaf atas miskomunikasi ini, saya rasa itu sudah cukup,” katanya.

Didu mengingatkan bahwa dalam kritiknya M16 tidak “berjualan karcis” dan tidak memberi peluang pihak mana pun untuk memancing ikan di air keruh.

“M16 tidak butuh apa-apa, kami kritis untuk kebaikan NTB bersama. Jadi kalau ada oknum mengatas namankan M16 dan meminta sesuatu atau jual karcis dalam polemik ini jangan digubris,” tutupnya (TN-04)

Related Articles

Back to top button