Dewan NTB : Eksekutif Jangan Mikir Terbalik Terkait Dorongan Status Bencana Nasional

Mataram, Talikanews.com – Anggota DPRD NTB, menganggap cara berfikir pemerintah daerah tidak mau naikkan status darurat bencana menjadi Bencana Nasional beralasan akan berdampak terhadap pariwisata. Dinilai pemikiran tersebut sangat terbalik.

Selaku anggota Komisi II yang membidangi perekonomian didalamnya Pariwisata, TGH Hazmi Hamzar menegaskan, sejak awal dorongan naikkan status bencana nasional terus disuarakan dari berbagai kalangan.

Hal itu, dilihat dari dampak yang ditimbulkan bencana gempabumi berkekuatan 7 SR, telah memporak-porandakan ratusan ribu rumah warga, menelan ratusan korban jiwa belum korban luka-luka.

“Ini kan sudah jelas dampak kerugian ekonomi berdasarkan hitungan sementara BNPB, diatas Rp 5,04 Triliun. Apakah mampu Pemda menalangi dalam pemulihan kondisi itu?. Jangan berfikir terbalik, justru dengan status bencana nasional itu akan permudah pemulihan kondisi ini,” ungkapnya, Rabu (15/8).

Dia menjelaskan, dampak bencana gempa itu bukan kepada masyarakat, fasilitas umum milik pemerintah, juga fasilitas pendidikan seperti yang dimilikinya dibawah naungan yayasan Marakit Ta’limat saja sebanyak 27 lokal di Lombok Timur, hancur. Hal itu berdampak terhadap kelancaran belajar mengajar.

“Jika kondisi bangunan sekolah kami rusak parah, jelas mengharapkan bantuan pemerintah juga. Lantas, apakah pemerintah daerah masih mampu seperti dibilang, kerja bersama pemerintah kabupaten/kota, berapa APBD NTB, itu kami rasa masih jauh dengan angka kebutuhan pemulihan kondisi pasca gempa,” kata dia.

Hazmi Hamzar menegaskan, kalau bicara nasioal kata lain, penanganan bencana ini oleh pemerintah pun maka, akan jauh lebih cepat penyelesaiannya dan pemerintah daerah tidak perlu ambil pusing tinggal menunggu proses dan nikmati hasil pemulihan itu.

“Jangan beralasan dampak status bencana nasional ke pariwisata kita. Lihat bali, itu dalam waktu cepat pulih. Saya tidak salahkan pemda jika berfikir dalam waktu dekat, kita dibantu pemerintah pusat. Tapi, apakah seterusnya, kalau bencana nasional, jelas semua kementerian keroyokan membantu dan bisa saja bantuan luar negeri lewat pusat, ” tegasnya.

Oleh sebab itu, dirinya mengajak pemerintah daerah supaya tidak terbalik cara berfikirnya, pikirkan jangka panjang.

Sebelumnya Gubernur NTB terpilih, Dr Zulkiflimansah menyampaikan alasan pemerintah daerah tidak mau menaikkan status benacan nasioanl berdasarkan hasil rapat terbatas Gubernur, TGH M Zainul Majdi bersama presiden.

Dimana, pemerintah provinsi NTB tidak mau mendorong status darurat bencana ke bencana nasiaonal bahwa berdampak kurang bagus ke pariwisata NTB.

“Sebenarnya, kita ingin ini semua menjadi bencana nasional karena dilihat dari korban, tingkat kerusakan memang layak jadi bencana nasional. Tapi, setelah dipertimbangkan dari sisi kepariwisataan, ya tidak baik, ” tuturnya Senin (13/8).

Dia mengatakam, setelah dirapatkan gubernur dan pemerintah pusat akan dampak status bencana nasional, membuat dirinya dan instansi di NTB mengerti, itu mengacu pengalaman dari Bali ketika bencana nasional itu disematkan, punya implikasi ekonomi yang tidak sedikit, terutama bagi travel fair, itu terjadi kontraproduktif dengan kepariwisataan.

“Tapi meski ga bencana nasional, perhatian dan upaya pemerintah pusat tidak kalah besarnya dengan bencana nasional. Kita lihat sendiri perhatian pemerintah luar biasa,” katanya.

Zul menaruh harapan, mudah-mudahan pasca bencana yang melanda daerah ini, alamnya kembali indah. Terlebih daerah yang terkena bencana merupakan titik yang memiliki destinasi wisata luar biasa.

“Semoga ini membuat harapan baru menata lebih baik,” ujar dia.

Dia sangat optimistis rehabilitasi, rekonstruksi pasca gempa bisa berjalan baik. Mantan anggota DPR RI Dapil Banten ini juga yakin bencana ini membuat lombok akan jauh lebih indah dan lebih kuat, kalau semua masyarakat dan instansi secara bersama-sama perbaikinya.

Bagaimana soal keresahan warga dengan isu gempa susulan akan lebih besar? Zul menjelaskan, dari BMKG sudah menjelaskan kepada semua masyarakat bahwa isu gempa lebih besar insyallah tidak akan terjadi lagi.

Kalau pun demikian, bukan berarti masyarakat tidak waspada. Namanya gempa seperti kematian yang tidak bisa diprediksi oleh manusia, sehingga harus tetap waspada, ada hal-hal di luar perkiraan, mudah mudahan warga merasa lebih tenang dan mulai terbiasa.

“Jangan panik lagi kalau ada gampa susulan karena, menurut kajian BMKG, gempa susulan tidak akan lebih besar dari gempa sebelumnya,” cetus dia.

Soal berita hoax lanjut Zul, mudah- mudahan ini pelajaran bersama. Mudah-mudahan tidak ada lagi oknum yang iseng membuat berita atau informasi hoax karena dampaknya fatal.

“Mohon, jangan lah didistribusikan informasi hoax secara masif. Itu berdampak pada traumanya masyarakat, tenangkan lah masyarakat,” tutupnya.(TN-04)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button