Kunjungan Presiden Datangkan Berkah Bagi Korban Gempa Lombok

Lombok Utara, Talikanews.com – Kunjungan Presiden RI, Ir H Joko Widodo ke lokasi gempabumi, Lombok Utara, NTB datangkan berkah bagi para korban. Dimana, sapaan Jokowi itu akan memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta kepada tiap kepala keluarga, bagi rumah mengalami rusak berat.

Ketetapan nominal itu usai melakukan peninjauan kondisi lapangan di Lombok Utara yang porak poranda oleh gempa berkekuatan 7 SR, langsung menggelar rapat terbatas bersama jajaran terkait berlangsung di halaman RSUD Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Jokowi pun memberikan sejumlah arahan agar penanganan pascagempa dapat berjalan dengan baik dan segera memulihkan perekonomian wilayah setempat.

“Pertama, pastikan betul jumlah rumah rusak berat maupun rusak sedang dan rusak ringan,” perintahnya Senin (13/8).

Dia mengatakan, data kerusakan rumah milik warga saat ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan pemerintah pusat mendistribusikan bantuan yang akan diberikan kepada tiap kepala keluarga.

Arahan kedua, memerintahkan agar bantuan bagi warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berat untuk dapat diserahkan mulai esok (hari ini, red). Dirinya menargetkan sebanyak seribu kepala keluarga telah mendapatkan bantuan tersebut.

“Dimulai besok pagi (hari ini, red) bantuan untuk rumah yang rusak berat sudah diserahkan dan dilanjutkan, ” kata dia.

Selain itu, Presiden menginginkan agar aktivitas perekonomian di daerah terdampak gempa dapat sesegera mungkin dipulihkan. Oleh karenanya, dalam instruksinya yang ketiga, Kepala Negara meminta jajarannya untuk turut memprioritaskan perbaikan fasilitas-fasilitas penunjang perekonomian.

“Untuk fasilitas-fasilitas umum yang berkaitan dengan ekonomi misalnya pasar agar ini didahulukan. Terutama pasar-pasar yang rusaknya ringan agar segera diperbaiki dan masyarakat didorong untuk beraktivitas ekonomi kembali,” tuturnya.

Adapun yang keempat, Presiden menyadari bahwa di daerah yang sama gempa pernah beberapa kali melanda sejak tahun 1979. Dengan kata lain, wilayah Lombok merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi. Maka itu, Presiden ingin agar warga setempat diberikan edukasi mengenai pembangunan rumah yang tahan gempa untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi jika bencana tersebut kembali melanda di kemudian hari.

“Harus kita mulai sejak saat ini pembangunan rumah harus dengan konstruksi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Konstruksi RISHA ini nanti akan dikawal oleh Kementerian PU sehingga betul-betul rumah yang ada sebanyak yang tadi sudah disebutkan betul-betul rumah yang tahan gempa,” kata Presiden.

Terakhir, presiden menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut membenahi fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak maupun hancur karena gempa.

“Yang kelima, saya minta Kementerian PU untuk fasilitas umum yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan satu per satu dimulai. Jangan sampai terlalu lama tidak disentuh sehingga anak-anak kita nanti tidak bisa belajar dan kegiatan belajar mengajar di sekolah juga kita harapkan bisa pulih kembali,” tandasnya.

Pada Pagi Selasa (14/8) Presiden tinjau kondisi RSUD Tanjung dan instruksikan Menteri PUPR segera perbaiki sekaligus pasar Tanjung, tempat masyarakat mengais rezeki.

Setelah meninjau RSUD Tanjung, Presiden dan rombongan menuju halaman Polsek Pemenang. Ketika melewati Pasar Tanjung, mobil yang ditumpangi Presiden berhenti dan Presiden meninjau bangunan pasar yang rusak terkena gempa. Dalam peninjauan RSUD Tanjung dan Pasar Tanjung, Presiden menginstruksikan kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono segera dilakukan perbaikan.

“Kami akan mulai perbaikan minggu ini,” ucap Basuki.

Untuk diketahui, rapat terbatas yang diadakan di sekitar tenda pengungsian tersebut dihadiri oleh di antaranya Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Marsekal Madya M. Syaugi, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.(TN-04)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button