Ketua DPD Demokrat NTB Do’akan Kader Yang Hengkang

Mataram, Talikanews.com – Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat NTB mendoakan kader yang keluar supaya mendapatkan tempat yang baru dan lebih baik. Bagi Demokrat, tidak ada sikap serius terkait hengkangnya kader kader tersebut sebab, setiap orang mempunyai hak masing masing yang harus dihormati. Apalagi sampai ada rasa kecewa Demokrat tidak mengenal hal itu.

“Tidak ada kamus kecewa didalam diri saya. Itu hak politik masing masing harus dihormati,” ungkap Ketua DPD Demokrat NTB, Mahally Fikri bijak ditemui media diruang kerjanya di Mataram.

Mahally mengaku tidak ada satu masalah pun yang terjadi dalam internal demokrat yang menyebabkan mereka keluar. Mereka merupakan teman yang baik pernah buat berjuang bersama sama melalui Demokrat.

Dengan kepergian mereka tentu Demokrat juga berharap supaya didatangkan kader yang lebih baik lagi. Kepergian mereka bukan berarti tidak mencukupi kader yang mendaftar pada Pileg 2019 bahkan Demokrat salah satu partai yang mendaftarkan kader 100 persen, terpenuhi 65 kursi DPRD NTB.

“Ini sebagai tanda kader Demokrat masih full bahkan, kami juga merasa bersalah banyak kader terpaksa dihapus namanya sehingga tidak bisa ikut nyaleg,” terangnya.

Dengan nada kecewa, Mahally mengucapkan terimaksih karena mereka pernah berjuang di Demokrat. Tugas DPD saat ini lanjutnya, bagaimana mengisi kekosongan jabatan yang ditinggal.

Seperti di DPC Lotim yang sebelumnya ditinggal, M Khairul Rizal dan DPD telah menyiapkan Pelaksana Tugas (Plt) DPC.

Sekretaris DPD Demokrat, Zainul Aidi mengingat secara aturan yang menggantikan mereka harus lebih tinggi posisi strukturalnya dengan DPC.

Dia mengaku, pada tanggal 25 Juli ini, DPD Demokrat akan menggelar rakorda bersama anggota DPRD se NTB untuk membahas berbagai agenda partai. Tentu pertemuan itu juga akan dijadikan momentum pembenahan mana saja yang perlu diisi kepengurusannya.

Banyaknya kader yang hengkang tentu akan dijadikan evaluasi bagaimana menata partai lebih baik kedepannya.

Mahally mengumpamakan politik seperti berlayar dilaut yang mana pasti ada gelombamg tinggi. Jika takut dengan gelombang itu maka sebaiknya tidak berpolitik. (TN-04)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button